Flores Trip part.02

Hello guys! Kita lanjut lagi ya cerita tentang Flores tripnya. Kali ini bagian di Labuan Bajo. Saat di Labuan Bajo kami menginap di cottage Bagus-bagus yang letaknya itu satu lokasi dengan Paradise Bar (Bar paling hits buat nonton sunset di Labuan Bajo). Harga per kamar disana sekitar 300ribu/malam, ini untuk kamar non AC (dengan kipas angin). Untuk kamar dengan AC kalo tidak salah sekitar 350ribu. Namun saat berada di laut, kami life on board dengan trip buddy DolanKaroKonco a.k.a DKK [IG: @dolankarokonco, tapi namanya sekarang uda berubah jadi @dnextholiday]. Kami memilih trip private karena kami sudah ber6, sudah cukup banyak orang. Selain itu kami pilih kapal yang non AC, karena tinggal di laut ga terlalu gerah kok. Saat itu kami mendapat harga 1.9juta/ orang, ini untuk 3hari 2malam di kapal non AC dan private, sudah termasuk makan dan alat snorkeling. Oya, kebetulan kami mendapatkan buddy yang merupakan founder dari DKK sendiri, jadi kami mendapat beberapa fasilitas plus seperti drone, video, dan speaker musik. Trip buddynya pun selalu turut serta bila kita turun dari kapal baik itu untuk snorkeling maupun trekking.  Sekedar info untuk treking di Labuan Bajo, sebaiknya siapkan sepatu/sendal gunung, sunblok + topi biar ga kepanasan dan yang terutama kaki yang kuat.

    Hari Keempat (Rabu)

Hari ini bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia yang ke 71. Kami berangkat dari hotel di Ende pk 05.00 dengan menyewa angkot yang kebetulan ada di dekat hotel. Kami menyewa Rp 20ribu untuk mengantar kami ke Bandara Ende (jarak dari hotel ke bandara +/- 2km). Kami menggunakan pesawat Lion Air yang akan berangkat jam 07.00 WITA. Perjalanan menuju ke Labuan Bajo hanya 40 menit. Kami tiba di Bandara Labuan Bajo pk 07.40 WITA. Rencana awal adalah setelah menaruh barang di cottage, kami mau ke air terjun Cunca Wulang dengan jarak tempuh 2 jam dengan mobil. Namun rencana itu gagal, karena ada musibah yang menimpa salah satu teman kami, yaitu bagasi teman kami masih tertinggal di pesawat, jadi mau tidak mau kami harus menunggu pesawat kembali setelah dari Bali sekitar pk 14.00 WITA. Akhirnya kami ke cottage terlebih dulu menaruh barang. Kami dijemput oleh salah satu saudara yang memang tinggal di Labuan Bajo. Setelah menaruh barang, kami putar otak untuk tetap jalan jalan di dekat bandara sampai jam 14.00. Kami menyewa mobil beserta sopir (yang cukup mahal diluar budget kami karena ada kesalahpahaman sebelumnya) sekitar Rp 400ribu/ hari. Kami pergi ke pusat kota Labuan Bajo. Jarak tempuh dari cottage ke pusat kota dan pelabuhan sekitar 10 menit, sedangkan dari cottage ke bandara sekitar 15 menit dengan mobil. Pusat kota Labuan Bajo itu hanya satu tempat yaitu sekitar pelabuhan, dan ini hanya sepanjang jalan lurus saja, paling sekitar 2km. Pusat kota ini mengingatkan saya pada suasana di pinggir jalan Kuta Bali, karena benar benar mirip disana. Banyak toko pakaian pantai, resto italia, dan agen agen travel Labuan Bajo. Setelah kami berbelanja disana, kami brunch di salah satu resto sepanjang jalan itu. Nama restonya Warung Mama, menyediakan masakan Indonesia. Harganya tidak terlalu mahal. Menu yang disediakan mirip menu warteg, cuma bedanya ada nasi merah-kuning-putih dan semua menunya ada bahasa Inggrisnya. Tempat restonya nyaman dan rasa masakannya pun enak, seperti rasa masakan rumah. Setelah dari pusat kota, kami melanjutkan perjalanan ke Goa Batu Cermin, dengan jarak tempuh +/- 30 menit.

Harga tiket masuk Goa Batu Cermin Rp 20ribu/orang dan mobil 10ribu. Sesampainya disana kami turun dari mobil dan diharapkan tidak membawa tas ataupun topi pantai, karena jalannya agak susah melewati bebatuan. Oya, disini kita juga dipandu sama guide nya. Dari tempat parkir mobil, kita turun melewati hutan bambu berduri sepanjang 200m. Katanya guide kami, tempat hutan bambu berduri ini sering dipakai untuk foto prewedding meskipun banyak baju yang nyangkut kena duri J . Seteah melewati hutan bambu berduri, kami melihat ada tebing karang tinggi yang merupakan sisi samping dari Goa Batu Cermin. Konon menurut cerita, Goa batu itu adalah aslinya karang dari dasar lautan, dilihat dari jenis batunya, tanaman lumut yang menempel di dinding goa serta relief di dalam goa. Mungkin dulu Labuan Bajo itu lautan luas, dan saat terbentuk pulau air laut surut dan munculah goa batu cermin ini. Dinamakan Goa batu cermin karena di dalam Goa ini kalau hujan tiba dan jadi banjir, airnya akan tertampung di salah satu goa, bila terkena sinar matahari akan memantulkan cahaya ke dinding goa jadi seperti cermin gitu  Ya, kurang lebih kita berkeliling di dalam 1-1.5jam.

Setelah selesai dari batu cermin, kita berangkat ke bukit Amelia atau Amelia SeaView. Tempat ini bisa ditempuh 10mnt dengan mobil dari Paradise Bar Orang labuan bajo menyebutnya Padar KW hahaha. Untuk naik keatas bukit cukup lumayan trekingnya, tapi tidak terlalu jauh dan curam. Saat kami naik ke atas bukit, itu masih siang hari, disaat matahari masih cukup menyengat. Namun pemandangan dari atas bukit saat siang hari terik itu bagus banget. Cocok buat foto ala ala, mesikpun panas sih. Akhirnya kita menghabiskan waktu di bukit Amelia sampai sunset tiba, karena saat itu bingung mau kemana lagi. Setelah itu kami pergi bersiap makan malam di Le Pirate. Karena jarak dari Paradise ke Le Pirate dekat, akhirnya kami jalan kaki kesana. Di resto Le Pirate tempatnya cozy, menunya sebagian besar western, pengunjungnya banyak bule dan tiap malam ada live music.

    Hari Kelima (Kamis)

Sebelum berangkat ke pulau, kami sarapan dulu di cottage dengan menu pancake dan buah semangka. Kami dijemput pk.08.00 oleh trip buddy kita menuju ke pelabuhan yang cuma 5 menit sampai dengan mobil. Live on board pun dimulai. Pulau pertama yg kita kunjungi adalah pulau kelor. Ini pulau terdekat dari pelabuhan, ditempuh 40 menit dengan kapal yang kita naiki. Air laut disekitar pulau kelor ini bening banget, warna biru tosca. Di pulau ini kita bisa trekking ke atas bukit dan snorkeling, namun karena kami malas basah di awal, akhirnya kami pilih treking saja. Trekking di Pulau Kelor ini sangat membutuhkan usaha yang lebih karena jalannya yang tinggi, hanya ada 1 jalur (harus antri) dan curam, sekitar kemiringan 40O, namun jaraknya pendek. mungkin naiknya masih bisa santai, namun untuk turunnya agak menyeramkan. Bila kalian kurang ahli dalam hal trekking ini, sebaiknya didampingi oleh trip buddynya. Tapi begitu sampai diatas bukit, yakin ga mau turun karena pemandangannya keren banget *selain takut ga bisa turun*.

Selanjutnya setelah dari Kelor, kita berangkat ke Pulau Menjerite. Disini saatnya kita melihat keindahan bawah laut via snorkelling. Sehabis berpanas panasan, keringetan dari trekking Kelor, langsung nyebur ke laut itu sesuatu banget. Kebetulan di Menjerite sini lautnya tidak terlalu dalam, meskipun letaknya di tengah laut. Setelah selesai snorkeling, kita poto sebentar di bagian dermaganya. Kemudian lanjut makan siang di kapal, dengan menu makanan yang biasa aja namun rasanya luar biasa, mungkin karena perut kosong dan lelah, jadi rasanya enak banget. Oya setelah snorkeling kita ga mandi, karena hemat air tawar dan pasti akan basah lagi karena keringat, lagi pula badan dan rambut langsung kering kena angin laut kok (hati hati masuk angin)

Next, kita lanjut ke pulau Rinca, pulau tempat liat komodo. Jarak tempuhnya kurang lebih 1jam dari Menjerite tadi. Begitu turun dari kapal, kita masuk kebagian hutan bakau. Disini banyak hewan lainnya seperti monyet, kambing, sapi dll. Sebaiknya dari awal patuhi peraturan yang ada ya supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Sebelum masuk ke Taman Nasional Komodo, kita bayar tiket masuknya terlebih dahulu. Setelah bayar tiket, kita akan didampingi oleh Ranger/ Pawang Komodo. Ranger akan briefing kita terlebih dahulu sebelum berangkat lihat komodo. Kita juga diberi pilihan oleh ranger, mau trekking jalur yang bagaimana. Ada yang short – medium – long. FYI, untuk wanita yang sedang mentruasi saat banyak2nya, sebaiknya selalu nempel sama ranger ya, karena komodo bisa mencium bau darah dari jarak beberapa meter. Yups, back to the topic, kita pilih jalur medium yang bisa liat hutan dan laut juga dengan jarak tempuh 1jam. Komodo langsung kelihatan begitu kita jalan ke bagian dapur, karena komodo suka banget cium bau makanan dari situ, makanya komodo sebagian besar kumpul disitu.Komodo ini aktifnya pas pagi hari, kalau sudah siang biasanya mereka males2an. Tapi kita juga tetap jarak dengan komodo, kurang lebih 5m dengan komodo. Kalau mau foto dengan si komo ini juga harus sesuai peraturan yak. Karena di sini si komo bebas, ga dikurung, dan berkeliaran, haruslah berhati hati. Kita melewati hutan, sekalian cari sarang komodo. Katanya kalau komodo masih kecil, bisa naik keatas pohon, jadi hati hati saat musim telur menetas, sering ada komodo nemplok di dahan pohon. Setelah melewati hutan, kita naik bukit lagi, namun bukitnya ga terlalu tinggi. Di bukit sini bagaikan lapangan yang luas, anginnya bertiup kencang (hati hati yang pakai topi, bisa terbang), bisa liat laut juga dari bukit ini.

Tujuan terakhir hari ini adalah Pulau Kalong, disana kita bermalam. Memang kita tidak turun ke pulaunya, namun kita stay di bagian lautnya. Menurutku, dari semua pulau yang aku kujungi di Labuan Bajo, ini adalah the best scene view ever. Di pulau Kalong kita bisa menikmati sunset dan bulan terbit di saat yang bersamaan. Belum lagi langit yang yang dihiasi kalong kalong terbang yang menambah suasana kerennya. Jadi setelah matahari tenggelam, kalong kalong akan terbang dari pulau itu untuk cari makan ke tempat lain. Saat saat sunset syahdu gitu cocok banget sambil dengerin lagu yang tenang dan menatap langit. Disisi kiri kamu masih lihat warna langit kemerahan, namun disisi kanan kamu akan lihat langit ungu kehitaman disertai bulan purnama yang besar muncul. (saat itu bulan tanggalnya purnama). Pokonya di Pulau Kalong menurutku sih the best scene view ever lah.

    Hari Keenam (Jumat)

Mesin kapal mulai dipanaskan jam 03.00 pagi. Di saat kami tertidur, perlahan kami mulai tersadar dari mimpi karena bunyi mesin yang cukup kencang, namun kami kembali ke alam mimpi sebelum sampai tujuan. Tujuan pertama hari ini adalah Pulau Padar. Jaraknya 3jam dengan ombak yang lumayan besar, walaupun sedang tidur tapi seperti sedang diayun. Kita mengejar sunrise di Pulau Padar. Pulau Padar adalah pulau terjauh dari Labuan Bajo, ditambah dengan rute ombak yang selalu kencang, walaupun bukan musimnya (bila bulan desember – maret itu katanya ombaknya lebih hebat lagi). Pulau Padar ini juga merupakan ikon dari Labuan Bajo, karena pulau ini dikelilingi oleh 4 teluk disekitarnya, paling instragamable juga. Begitu sampai kami langsung turun untuk trekking ke Padar, tidak lupa bawa air minum karena trekkingnya lumayan panjang. Saat itu dari hanya ada tangga dari tanah untuk naik, namun sekarang (setelah mentri datang kesana) sudah ada beberapa anak tangga dari kayu, jadi ga terlalu capek. Setelah anak tangga ke atas selesai, barulah kita bisa  lihat 2 teluk sekaligus. Untuk naik ke paling atas pulau, jalannya tidak terlalu curam, cukup datar dan luas namun hati hati licin terpeleset karena berupa tanah dan bebatuan kering. Aku menganggap Pulau Padar ini ada 4 check point. Check Point pertama itu setelah kita melewati tangga. Yang kedua itu adalah tempat yang datar yang ada papan pengumuman disitu. Yang ketiga adalah tempat yang ada pohon. Check point ketiga ini tempat buat ngadem, dan foto karena uda mulai bisa keliatan 4 teluk sekaligus. Kebetulan kita ini jadi tempat peristirahatan kita buat lihat sunrise. Tempatnya lumayan luas, bisa buat foto ramean. Check Point yang terakhir itu ada di puncaknya, dimana ini adalah tempat foto wajib di Padar. Namun jalan ke check point ini mulai menyempit dan agak terjal, banyak batu besar. Sebenarnya setelah check point yang keempat ini masih bisa jalan keatas pulau lagi, namun untuk buat foto sih kurang bagus karena terlalu jauh. Setelah selesai melakukan foto wajib, kitapun turun kebawah. Sebelum kembali ke kapal, si trip buddy ini ngajak kita turun ke sisi lain di bagian check point kedua hanya untuk sekedar foto dan bikin video singkat hehehe.

Begitu naik ke kapal, sarapan kita sudah jadi dan akhirnya kita makan sambil melanjutkan perjalanan ke pink beach. Kebetulan karena kapal kita ga ada sekoci dan ga bisa nempel ke pantainya, jadi kita terpaksa turun pake busa gitu biar bajunya ga basah, walaupun ujung ujungnya bakal snorkeling sih. Pink beach ini memang pasirnya warna pink, ini karena adanya karang karang yang berwarna pink, jadi pasirnya ikutan pink. Sebelum turun snorkeling, kita sempatin dulu naik kebukit untuk liat pemandangan dari atas. Baru kemudian kita turun snorkeling. Menurutku disini karang dan hewannya lebih bervariasi dan berwarna dibanding waktu di Menjerite, namun semakin jauh dari pantai, maka makin dalam juga lautnya dan hati hati juga karena banyak kapal yang lalulalang di tengah laut karena tidak bisa nempel pantai. Disini banyak ketemu penyu juga. Setelah selesai snorkeling, kita kembali kepantai dan coba foto pakai drone 🙂

Tempat selanjutnya setelah Pink Beach adalah Manta Point. Disini adalah tempat liat ikan manta ray di laut lepas dengan bebas. Padahal baru kering dari pink beach langsung nyebur lagi ke manta point. Karena ini laut lepas, ga ada pantai, jadi kedalaman lautnya pun ± 15-20m, namun masih bisa lihat kebawah dengan jelas. Air lautnya pun terasa dingin walaupun siang hari dan lumayan kencang arusnya. Disini bisa lihat manta, dan ikan lainnya, penyu, ubur ubur kecil, bahkan hiu. Yup, kita sempat lihat hiu, namun hiu yang jinak. Kebetulan juga hiunya di dasar laut, diam aja disana, jadi kelihatan kecil walaupun aslinya panjangnya 1-1.5m (kata trip buddy yang jago free dive mendekati si hiu dibawah). Sebenarnya di sini pun kita difoto pake kamera underwater loh. Setelah puas lihat manta, kita lanjut ke Gusung Manta atau Taka Makasar.

Gusung adalah daratan pasir yang muncul di tengah laut. Ya semacam pulau kecil gitu. Jaraknya cuma 10mnt dari Manta point tadi. Ini tempat paling keren sih untuk foto apalagi pakai drone. Kita turun dari kapal sekalian berenang menuju pulaunya, namun hati hati bulu babi. Hanya dengan 1 menit kamu uda bisa kelilingin pulau ini dengan jalan santai hehehe. Oya disini ada 2 pertemuan arus gitu di salah satu sisi pulau. Pasir di Gusung manta ini juga lumayan pink, sama seperti di pink beach. Ya di gusung manta ini memang tempat untuk foto aja, tempat yang instagramable, mau difoto pakai apa, bentuk apapun pasti hasilnya keren.

Habis dari Gusung Manta, kita lanjutkan perjalanan ke Gili Laba atau Gili Lawa Darat. Kita akan kejar sunset disana sekaligus bermalam di pantainya. Ini adalah trekking terakhir di Labuan Bajo. Trek Gili Laba itu paling panjang dan paling melelahkan menurutku. Awalnya masih datar, naiknya pun masih masuk akal, namun begitu sampai dipertengahan, jalurnya menyempit, dan kita harus naik bebatuan yang lumayan tinggi sampai di puncaknya. Ga kebayang kalo turun baliknya lewat jalan yang sama. Tapi semuanya itu akan terbayar ketika sampai dipuncaknya. Kamu akan melihat pemandangan yang keren, rasa lelahmu terbayar sih. Dari atas kamu akan melihat selat diantara 2 pulau plus matahari terbenam. Karena kebetulan di puncaknya itu ramai pengunjung, setelah foto sebentar, kami melanjutkan perjalanan untuk mencari spot lihat sunset terbaik. Seperti yang dibilang sebelumnya kita tidak melewati jalan yang sama seperti trekking pada umumnya, kalau ini lebih tempatnya kita mengelilingi pulau sih. Kita pergi ke sisi lain untuk lihat sunset. Sekedar tips, waktu terbaik melihat sunset bukan saat matahari tenggelam, namun beberapa menit setelah matahari terbenam. Setelah puas lihat sunset, akhirnya kembali turun ke kapal, sebelum hari semakin gelap. Karena melewati jalur yang berbeda, menurutku jalan pulangnya lebih datar dan tidak terlalu melelahkan seperti trekking naiknya, namun tetap hati hati karena gelap jadi sudah harus menyalakan senter.

Setelah selesai mandi dan makan malam, kita lanjut cerita di atas kapal, dimana kita bisa lihat taburan bintang yang banyak banget sambil cerita cerita dan dengarkan musik sampai akhirnya kita mengantuk dan tidur.

    Hari Ketujuh (Sabtu)

Sebenarnya hari yang terakhir di kapal ini kita mau ke pulau sembilan, yaitu pulau yang berbentuk angka 9 (ada bolongan ditengahnya) untuk bisa snorkeling dan lihat ubur ubur jinak, namun karena alam tidak mendukung, jadinya kapal tidak bisa mendarat disana. Akhirnya kita kembali snorkeling di perairan Gili Laut. Karena dari kemarin kita sudah sering snorkeling, aku pun merasa capek untuk berenang lama lama. Setelah snorkeling di Gili Laut, akhrnya kita melanjutkan perjalanan ke pulau terakhir yaitu pulau Kanawa.

Katanya, Pulau ini sudah dibeli oleh orang Portugal, sehingga di kelola jadi pulau yang ada villanya sehingga untuk masuk ke pulau ini tidak gratis seperti pulau lainnya. Saat itu kami membayar Rp 50rb/ orang sehingga kami diperbolehkan turun di dermaga mereka. Bila tidak bayar perorang, maka kita pun masih diperbolehkan masuk, namun kita harus berenang dari tengah pantai untuk sampe ke pulaunya, biar kapalnya ga kena bayar parkir. Karena pulau ini sudah dikelola dengan baik, jadi ada cafe didalamnya, ya tentu saja dengan harganya yang cukup mahal. Ada juga tempat duduk di pantai untuk sunbathing. Sebenarnya di Kanawa sini juga bagus untuk snorkling, namun lagi lagi karena sudah lelah berenang, akhirnya aku dan temanku hanya foto foto cantik dan berkeliling pulau.Tapi 2 temanku yang lain masih tetap snorkeling, mereka bilang selain ketemu ikan juga bisa lihat penyu, bulu babi, bintang laut bahkan belut atau ular laut. Akhirnya jam 2siang kami harus kembali ke kapal karena sudah disuruh pulang oleh buddy kami. Dan jam 3 sore khirnya kami tiba kembali di daratan Labuan Bajo.

Hasil dari berada di lautan selama 3 hari 2malam adalah kulit gosong dan belang, bahkan temanku sampai luka bakar derajat 1 (sunburn), lalu sensasi goyang berada di dalam kapal masih menetap seharian. Baegitu sampai di darat, kami kembali ke cottage Paradise, isitirahat sebentar sebelum melanjutkan aktifitas yaitu massage di Komodo Spa. Lokasi Komodo Spa ini di kampung ujung dan sudah ada di trip advisor. Saat itu harganya Rp 120rb/ 90mnt untuk pijat tradisional. Selesai pijat pijat, kami mampir ke toko eskrim gelato yang berada tepat disampingnya. Namanya Le Creprie. Saat itu tokonya masih termasuk baru beroperasional, jadi kami masih mendapat potongan harga jadi 1 scoop 10rb+ppn. Selesai dari situ, kami lanjut dinner di Atlantis on The Rock dengan menyewa mobil dan sopir yang lagi lagi diluar budget kami.

Atlantis on The Rock tempatnya lumayan jauh dari Kampung ujung tadi, dan karena di luar dari kampung ujung, perjalanannya pun gelap, karena jarang ada lampu jalan. Menurutku restonya unik, karena bentuk kapal. Ada bar, kolam renang, dan tempat nongkrong asik juga. Makananya pun western, jangan lupa cobain mocktailnya, karena menurutku enak banget. Harganya ya sesuai standard sih (sekitar 50-80rb untuk main course seperti pasta). Karena restonya bentuk kapal dan kami ada di lantai 2, maka sebagian dari kami masih berasa goyangan laut, hehehe~~ Selesai dinner, kami kembali ke Paradise Bar sekalian pulang dan bertemu trip buddy kami untuk minta file dokumentasi selama 3hari 2 malam itu. Ternyata di Paradise Bar itu saat malam minggu ada live music juga, dan cukup dipadati oleh pengunjung terutama bule. Selain perpisahan sama trip buddy kami, akhirnya kita menghabiskan malam dengan ber-ajojing-ria di Paradise Bar, sampai Bar nya tutup sekitar jam 2-3an (khan Bagus2 cottage masih termasuk bagian paradise bar, jadi tinggal ngesot angsung sampai tempat tidur) hehehe…

    Hari Kedelapan (Minggu)

Walaupun kami masih mengantuk, kami harus bangun karena pesawat kami menunggu jam 09.30. Sebelum keluar dari cottage, kami disediakan sarapan berupa pancake dan buah semangka. Kemudian kami berfoto sebentar di paradise Bar sambil menunggu jemputan kami datang. Karena jarak dari tempat kami ke bandara sangat dekat, jadi kami mampir dulu untuk beli oleh oleh di toko Exotic yang letaknya di depan bandara Komodo. Disana jual oleh oleh dari abuan bajo seperti kaos, tas, patung komodo, kain tenun dan beberapa barang yang berasal dari daerah NTT lainnya. Karena kami sibuk cari oleh oleh, akhirnya kami lupa waktu dengan pesawat kami sampai akhirnya kami ditelepon oleh pihak bandara kalau pesawat kami sudah boarding……..

Ya begitulah cerita perjalananku selama mengelilingi pulau Flores. Masih banyak tempat sebenarnya yang belum terkunjungi karena terbatasnya waktu dan biaya, mungkin next time bisa ke lain tempat yang belum terjamah olehku sebelumnya..

Terima kasih yang sudah membaca sedikit ceritaku ini, semoga bisa menjadi referensi bakal kemana aja kalian selama di Flores (kalau soal harga pasti sudah beda sih ya). Mohon maap fotonya baru muncul dan ngacak karena baru saya edit kembali.. Sampai berjumpa di cerita trip trip lainnyaaaa~~~